CELEBESWATCH.ID, KENDARI โ Konsorsium Aktivis Sulawesi Tenggara, yang dipimpin oleh Sdr. Aksan Setiawan (Koordinator Lapangan), melaksanakan aksi unjuk rasa di perempatan lampu merah EX-MTQ, Kendari, tepatnya di Jalan Abunawas, Kelurahan Pondambea, Kecamatan Kadia, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (21/1/2025). Aksi ini digelar untuk menyuarakan kekecewaan mereka terhadap kinerja Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara, Hendro Dewanto, yang dianggap tidak mampu membongkar praktik mafia tambang di daerah tersebut.
Dalam aksi yang berlangsung pada Selasa siang tersebut, para demonstran membacakan pernyataan sikap yang menuntut agar Hendro Dewanto segera dicopot dari jabatannya. Mereka menilai kinerja Kajati Sultra saat ini tidak menunjukkan keberanian dalam menangani kasus-kasus korupsi dan pertambangan ilegal yang merugikan negara dan masyarakat.
Pernyataan Sikap:
1. Meminta kepada Jaksa Agung untuk mencopot Hendro Dewanto dari jabatannya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tenggara dan menggantikan dengan pejabat yang lebih berani dan punya nyali untuk membongkar kasus-kasus korupsi di sektor pertambangan.
2. Mendesak Hendro Dewanto untuk mundur dari jabatannya sebagai Kajati Sultra dan segera meninggalkan Sulawesi Tenggara karena dinilai tidak mampu mengungkap praktik mafia tambang yang merugikan negara.
3. Menyoroti kegagalan Hendro Dewanto dalam mengungkap praktik pertambangan ilegal dan perusakan hutan yang terjadi di beberapa lokasi di Sulawesi Tenggara, seperti di Blok Morombo, Blok Mandiodo (Jilid 2), Pulau Wawonii (PT. GKP), dan Pulau Kabaena (PT. TMS) serta Lasolo Kepulauan (PT. BSJ).
Para demonstran menyuarakan kekesalan mereka atas ketidakmampuan Kejaksaan Tinggi Sultra dalam menangani kasus-kasus besar terkait pertambangan ilegal dan perusakan lingkungan yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut. Mereka menegaskan pentingnya tindakan tegas dari aparat penegak hukum untuk menyelamatkan kekayaan alam dan menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh praktik tambang ilegal.
Aksi ini mendapat perhatian dari sejumlah warga dan masyarakat sekitar yang juga mengungkapkan keprihatinan terhadap kondisi lingkungan dan sektor pertambangan di Sulawesi Tenggara. Para pengunjuk rasa berharap agar suara mereka didengar dan tindakan nyata segera diambil untuk memberantas mafia tambang di daerah ini. (*)