CELEBESWATCH.ID, KOLAKA – Di depan Kantor DPRD Kolaka pada Selasa (02/07/2024) sekelompok mahasiswa dari Forum Kajian Mahasiswa Indonesia (FKMI Kolaka) melakukan aksi unjuk rasa. Dipimpin oleh Sdr. Saldi sebagai koordinator lapangan, sebanyak 23 orang mahasiswa memprotes dugaan ketidaksesuaian mutu beton dan penyusunan muatan beton yang tidak rapi pada proyek pembangunan pemecah ombak di depan Rumah Adat Kolaka.
Aksi ini berlangsung dengan orasi-orasi bergantian di depan kantor DPRD Kolaka. Namun, situasi memanas ketika terjadi saling dorong antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan yang berjaga di lokasi.
Tegangnya situasi mencapai puncak saat sebagian pengunjuk rasa memaksa untuk masuk ke dalam gedung kantor DPRD Kolaka. Mereka kemudian ditemui oleh Ketua DPRD Kolaka, Ir. Syaifullah Halik, yang berjanji untuk mengundang kembali FKMI Kolaka pertemuan pada minggu depan, antara tanggal 8 atau 9 Juli 2024.
FKMI menerima keputusan ini dan menyepakati untuk menghadiri pertemuan tersebut. Mereka juga mengeluarkan pernyataan sikap yang memuat tiga tuntutan utama:
1. Mendesak Kejaksaan Negeri Kolaka untuk menyelidiki dugaan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh kontraktor pemenang tender proyek pembangunan pemecah ombak di depan Rumah Adat Kolaka.
2. Meminta Kejaksaan Negeri Kolaka untuk segera melakukan pemeriksaan terhadap kontraktor tersebut atas dugaan kegagalan dalam pelaksanaan proyek.
3. Mendesak DPRD Kolaka untuk mengundang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Konsultan Perencanaan proyek dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) guna membahas dugaan ketidaksesuaian dengan spesifikasi teknis proyek pembangunan pemecah ombak.
Aksi ini mencerminkan kekhawatiran serius dari FKMI Kolaka terhadap transparansi dan kualitas pelaksanaan proyek infrastruktur yang mempengaruhi masyarakat secara langsung. Mereka berharap tuntutan mereka dapat ditanggapi dan direspon secara positif oleh pihak terkait demi kepentingan publik. (*)